INFO DESA - Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Riau, Sekarang ini kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan. Salah satu kecamatan di kabupaten Pelalawan adalah Kuala Terusan. Menurut cerita yang berkembang, asal-usul Kuala Terusan adalah sebagai berikut:
Alkisah, tersebutlah kerajaan Pelalawan yang sangat ramai dan rakyatnya hidup dalam suasana yang penuh ketentraman. Masing-masing penduduk memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, namun secara umum, mereka sebagai petani. Mereka biasanya berladang, memanfaakan tanah-tanah yang terdapat di daerah tersebut.
Penduduk biasanya berladang sayuran dan buah-buahan, sama seperti petani daerah lainnya. Pekerjaan ini sangat cocok dilakukan mengingat tanah yang terdapat di daerah sangat subur. Pekerjaan berladang ini mereka lakukan setiap hari. Mereka bekerja dari pagi hingga sore. Mereka tidak pernah mengeluh akan pekerjaan ini karenja mereka menganggap pekerjaan apa pun yang dilakukan dengan halal pasti menghasilkan hasil yang baik pula.
Masyarakat melakukan pekerjaan bertani ini secara berpindah-pindah atau disebut juga berladang dengan cara berpindah-pindah. Hal ini mereka lakukan karena tanah di aerah tersebut sangat subur sehingga memungkinkan bagi mereka untuk berladang berpindah. Jika di suatu lahan telah mereka tanami dan sudah memanen hasilnya, maka mereka akan berpindah lahan untuk kembali bertani. Pekerjaan ini mereka lakukan setiap kali panen.
Ketika surya sudah rnenunjukkan sinarnya mereka yang bekerja sebagai pertani sudah siap untuk bekerja dan pergi ke lahan masing-masing, baik secara berkelompok maupun individu. Tiap kali mereka pergi bekerja, mereka selalu melewati jalan yang lurus., dan sangat jarang mereka berbelok.
Umumnya mereka tidak pernah menghiraukan hal ini atau tidak terlalu mempermasalahkannya. Sudah banyak penduduk yang mengetahui bahwa jalan yang selalu mereka lalui itu lurus atau dapat dipastikan penduduk yang melewati jalan tersebut sudah mengetahuinya. Konon jalan yang lurus ini sudah sejak lama ada dan belum pernah diubah-ubah keberadaannya. Jika mereka hendak pergi berladang selalu melewati jalan yang lurus ini.
Suatu ketika penduduk kerajaan Pelalawan beramai- ramai bergotong royong membuat parit di sekiar jalan menuju ke lahan mereka. Penggalian parit itu dilakukan penduduk bertujuan agar air dapat mengaliri lahan pertanian. Air diharapkan nantinya dapat menyuburkan lahan pertanian para petani dan tentu saja akan menguntungkan karena dengan adanya air yang mengalir, membuat lahan pertanian menjadi bertambah subur.
Penduduk bersama-sarna bekerja membuat parit, agar parit tersebut cepat diselesaikan. Parit tersebut sangat mudah dikerjakan karena cara pembuatannya yang lurus. Penduduk sangat bersemangat untuk mengerjakan parit tersebut. Pembuatan parit ini sangat rnenguntungkan seluruh petani, karena mereka lebih mudah mendapatkan air yang sangat berguna bagi tanaman agar cepat panen. Dengan demikian pendapatan masyarakat akan semakin meningkat.
Pembuatan parit tersebut mereka lakukan dengan menghabiskan waktu kurang lebih satu minggu. Waktu yang cukup singkat untuk membuat parit yang mempunyai ukuran panjang. Mereka tidak pernah mengeluhkan hal ini karena pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan akan menghasilkan sebuah pekerjaan yang baik.
Ahkirnya parit yang mereka buat pun dapat terselesaikan dengan baik. Air yang berada di dalam parit diharapkan nantinya dapat mengaliri lahan pertanian. Air yang berada di dalam parit tersebut tidaklah air yang seperti sekarang dan bukan air yang jorok melainkan air yang bersih.
Setelah pembuatan parit berjalan dengan baik, para petani kembali melakukan rutinitasnya. Banyak sekali manfaat parit bagi semua orang, khususnya bagi para petani. Lahan yang mereka tanami menjadi cepat panen, sehingga pendapatan mereka pun dapat bertambah.
Pada suatu hari terjadilah bencana Iongsor di daerah itu. Bencana ini sangat merugikan seluruh penduduk. Tanah-tanah berjatuhan ke dalam parit yang memyebabkan sisi parit bertambah besar. Muianya parit tersebut tidak terlalu besar, tetapi dari hari kehari parit semakin membesar.
Suatu bencana yang tidak di harapkan oleb seluruh penduduk. Komponen tanah tersebut tidak dapat untuk menahan air yang mengakibatkan terjadinya longsor. Longsor itu semakin parah karena,di sekitar parit tidak terdapat tumbuhan yang diharapkan dapat menahan tanah. Hal ini sangat merugikan penduduk karena parit yang mereka buat kini tidak ada gunanya lagi. Tetapi tanpa disadari oleh penduduk, parit itu lama-kelamaan semakin membesar. Parit itu ternyata menjadi sebuah sungai karena terus terisi dengan air dan tanah.
Kini parit yang mereka buat berubab menjadi sebuah sungai yang panjang. Tidak pernah disangka-sangka oleh penduduk, yang semula kecil kini berubah menjadi sebuah sungai yang panjang dan indah. Ternyata bencana longsor yang terjadi tidak begitu merugikan penduduk, tetapi sebaliknya penduduk masih dapat memakai air tersebut untuk mengaliri lahan-lahan mereka. Semua penduduk merasa lega, karena mereka tidak dirugikan melainkan mereka lebih untung.
Sungai dan daerah tersebut belum mempunyai sebuah nama. Namun seluruh penduduk sepakat untuk membuat namanya. Kawassan itu adalah sebuah kampungm, atau desa yang mayoritas penduduknya mempunyai pekerjaan sbagai petani. Akibat kejadian yang menimpa daerah tersebut, maka penduduk tersebut sepakat membuat nama daerah itu menjadi "Kuala Terusan". Sungai yang memanjang itu kemudian diberinama "Kualo Terusan". Terusan adalah jalan lurus yang sering mereka lewati hendak pergi berladang, sedangkan Kualo adalah sungai.